×

Kulon Progo/ suaraglobal.tv

Festival Dhaksina Adikarta yang berlangsung sejak 9 -12 Juli 2025, di Dusun Kriyan, Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulon Progo merupakan buah kerjasama dan gotong royong berbagai pihak yang perduli pada seni budaya dan kearifan lokal.
Dimana karya, kerja, karya, dedikasi masyarakat Dusun Kriyan serta seluruh partisipasi terpadu menjadi satu kesatuan sebagai penanda gerak kebudayaan.

Malam puncak festival Dhaksina Adikarta menjadi istimewa karena di dalamnya ditampilkan festival budaya atas pokok pikiran dari Ibu Akhid Nuryati, SE anggota DPRD Yogyakarta, dimana beliau adalah warga Karangwuni juga.

“Saya berdiri disini, ” kata Ibu Akhid Nuryati SE seraya menoleh ke belakang arah backdrop, lalu menebarkan pandangannya ke sekitar dan berhenti pada baner yang terbentang di sisi kiri panggung. Sesaat membacanya dari kejauhan, tertera tulisan di banner itu “Dana Keistimewaan”, lalu melanjutkan :

“Seharusnya saya memberikan sambutan di sebelah sana ya ?

Sebab hari ini undangan saya karena mengalokasikan atau melaksanakan anggaran Dana Keistimewaan Fasilitasi Seni.
Seni Jathilan Reksa Tanjung Adikarta.
Jadi ini Dana Keistimewaan yang di tempatkan di Kundha Kabudayan Kabupaten Kulon Progo.

Alhamdulillah, saya apresiasi. Jangan seolah – olah Mas Candra (Ketua Panitia – Red) berjuang sendiri. Jadi kedepan saya mohon betul untuk diperhatikan. Saya punya sedikit alokasi anggaran melalui Poksi saya. Fasilitasi Seni itu hanya sepuluh juta yang di terima potong pajak.
Tapi untuk kegiatan yang sebesar ini, yang biasanya milyaran.

Baca juga  Kolaborasi Ayodya Sanggar Seni Persembahkan Kangen Wayang Orang 3 Generasi: Usia 2 Sampai 75 Tahun

Tepuk tangan untuk Mas Candra,
Karangwuni luar biasa.

Saya ucapkan terima kasih pada para seniman budayawan Kulon Progo telah mendukung dan bekerja sama sehingga bisa terlaksana.

Sebagai warga Karangwuni juga, betapa bangganya saya pada malam hari ini.

Dulu sedari kecil saya sering nonton Jathilan. Kakek saya dulu sering nambani wong ndadi dan sering njathil.
Kalau hari ini masih ada Jathilan yang lama, yang ori… Yen ana gamelan Muni mesti ndadi.

Dulu tahun 2009 saya mulai jadi anggota DPRD, dari partai PDI Perjuangan. Saya mencita – citakan Karangwuni mempunyai kelompok Jathilan. Baru pada pemerintahannya Pak Anwar Musadat kemudian cita – cita saya itu terkabul.

Dan pada malam hari ini kita akan kembali melihat, di tempat ini, para seniman yang menjaga panji – panji budaya membuat masyarakat bisa lebih dinamis, bisa semangat, sportif.

Maka bapak ibu, terutama warga Karangwuni, yang mempunyai putra putri gabung di sanggarnya Mas Chandra ini, saya nitip ya…putra putrinya di support, di dampingi.

Karena apa bapak ibu …?

Karena saya meyakini, salah satu cara untuk membentengi masuknya budaya budaya yang tidak bagus, salah satunya ya melalui seni budaya”, tandasnya.

Apa yang ditekankan Ibu Akhid Nuryati SE, senada dengan sambutan tertulis Bupati Kulon Progo yang di bacakan seorang utusannya sebelum Ibu Akhid Nuryati SE naik ke panggung
: “Festival Dhaksina Adikarta ini bukan sekedar pertunjukan. Ini adalah perayaan jati diri, panggung ekspresi dan ruang tumbuh ”
Lurah Karangwuni, Anwar Musadat, juga berharap :

Baca juga  Kirab Budaya Ngarak Siwur Imogiri Simbol Kehidupan Maupun Keharmonisan. 

“Nanti setelah Karangwuni tumbuh jadi Desa Wisata, selain potensi desa dan produk – produk budayanya bisa kita jual, hal itu akan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya ” sambutan Pak Lurah pada awal acara.

“Saya pingin dari dusun Kriyan ini tumbuh kelompok – kelompok seni, atau lembaga – lembaga ekonomi, sosial, keagamaan…tumbuh bareng .

Karangwuni itu salah satu Kalurahan yang berada di pantai, akan menjadi Kalurahan yang spesial, bukan hanya di Karangwuni saja, tetapi juga di Kapanewon Wates dan Kabupaten Kulon Progo.

Saya nDherek titip sampaikan pada Pak Bupati, Bapak Agung, karena dari pusat Kapanewon Adikarta yang kemudian gabung dengan Kulon Progo yang beribukota di Wates, satu – satunya Kalurahan di pantai itu ya Karangwuni.

Dan di Karangwuni ini tumbuh manusia – manusia yang kemudian, baik dulu dari almarhum Pak Rosyid, Pak Sholeh, saya, Pak Nazib…insya allah kami semua menjadi penentu – penentu kebijakan di pemerintah. Bahkan, alhamdulillah, saya levelnya menjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sekali lagi, bapak – ibu yang putra – putri di sanggar – sanggar kesenian, mangga di dukung di dampingi, insya Allah nantinya menjadi penyangga keistimewaan Yogyakarta”, pungkas Anggota DPRD Yogyakarta dari Partai PDI Perjuangan yang oleh warga setempat akrab di panggil Ibu Tiwuk.

IMG-20250713-WA0002-300x137 Dhaksina Adikarta Festival Penanda Gerak Kebudayaan Di Desa Karangwuni Kulon Progo

Dhaksina Adikarta Festival, hadir sebagai ruang perjumpaan tradisi dan generasi, antara warga dan seniman, antara masa lalu dan masa depan.

Baca juga  Kerajinan Spanduk Warung (Letter) Bulutengger Membuka Lapangan Kerja serta Meminimalisir Urbanisasi

Liputan ke1 bersambung */ Penulis Tito Pangesthi Adji

Dhaksina Adikarta Festival Penanda Gerak Kebudayaan Di Desa Karangwuni Kulon Progo