Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta Gelar Visiting Lecturer dan Seminar Hadirkan Dr. Salman Alfarisi UPSI Malaysia

Yogyakarta ~ suaraglobal.tv

Kw: Visiting lecturer, Dr. Salman Alfarisi, ISI Yogyakarta, UPSI Malaysia

Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, bertempat di Gedung Kuliah 2.1 Pendidikan Seni Pertunjukan Rektorat Lama ISI Yogyakarta, yang beralamat di Dusun Ngireng-ireng, Panggungharjo, Kec. Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa, 24 Juni 2025 pukul 09.00 – 12.00 WIB – dengan sukses menggelar kegiatan visiting lecturer dan seminar afiliasi Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia dengan tema “Six Axiom in Environmental Theatre Kajian Richard Schechner”

Acara visiting lecturer dan seminar di Prodi PSP ISI Yogyakarta pagi tadi, dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Dr. I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum yang secara berbangga dan antusias mendorong kegiatan lintas universitas. Menurut, Bapak Dr. I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum kegiatan visiting lecturer dan seminar yang melibatkan afiliasi luar ISI Yogyakarta mampu menjadi upaya strategis untuk memperkuat serta memperluas ruang ilmiah, pengembangan relasi dan memperkaya khasanah intelektualitas anak bangsa.

Sebelum masuk ke acara sambutan, hadirin yang berjumlah 80 orang memperoleh sajian hiburan berupa alunan musik pop dari mahasiswa-mahasiswi Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Setelah acara dibuka oleh Dekan PSP ISI Yogyakarta, acara inti berupa pemaparan materi dan diskusi, dipandu oleh dosen baru Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta yaitu Evi Putrianti, S.Sn., M.Pd., Gr. selaku moderator.

Baca juga  SDN Depok  2 Dalam Rangka Mengembangkan Kreativitas 

Pada acara inti di kegiatan visiting lecturer dan seminar hari Selasa 24 Juni 2025, Prodi PSP ISI Yogyakarta kedatangan narasumber yaitu Dr. Salman Alfarisi, Dosen Senior di Jabatan Seni Pertunjukan, Fakulti Muzik dan Seni Persembahan, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia. Bapak Dr. Salman Alfarisi, juga dikenal luas dalam jaringan kajian performativitas dan performance studies di Asia Tenggara.

Selain berkarier di bidang akademik, narasumber juga aktif terlibat di berbagai program seni dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh organisasi nonpemerintah (LSM) maupun lembaga pemerintah. Selama lebih dari 15 tahun, beliau menjabat sebagai konsultan bidang pariwisata, seni, dan budaya untuk Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Indonesia. Perjalanan akademiknya dimulai di Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI) di Yogyakarta, pada prodi drama dan film.

Beliau kemudian meraih gelar Sarjana dalam bidang Dramaturgi dan gelar Magister dalam Kajian Pertunjukan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selanjutnya, Dr. Salman Alfarisi menyelesaikan studi doktoralnya dalam bidang Kajian Budaya di Universitas Udayana, Bali. Beliau telah memiliki berbagai publikasi, penelitian, berperan sebagai supervisi, konsultan serta memperoleh berbagai award, salah satunya adalah Anugerah Perkhidmatan Cemerlang tahun 2023 oleh UPSI Malaysia.

Dr. Salman memaparkan makalah kajian kritis atas “6 Axioms for Environmental Theatre” karya Richard Schechner, yang dikontekstualisasikan dalam lanskap seni pertunjukan kontemporer. Dr. Salman Alfarisi menyampaikan gagasan kritis seperti keterlibatan aktif penonton, fleksibilitas ruang pertunjukan, hingga dekonstruksi batas panggung dan audiens—masih memiliki signifikansi, namun membutuhkan reinterpretasi kritis di tengah perkembangan estetika, teknologi, dan politik dalam seni pertunjukan masa kini.

Baca juga  Ciptakan Konten Viral! JIC Ngaliyan Bekali Pelajar & Mahasiswa dengan AI dan Teknik Video Smartphone

“Schechner menulis dari konteks 1960-an yang sarat dengan semangat eksperimentasi dan perlawanan terhadap institusionalisasi,” ujar Dr. Salman.

“Namun dalam konteks kontemporer, praktik-praktik pertunjukan sudah melampaui batas-batas aksioma tersebut, sehingga perlu ada pembacaan ulang yang lebih kontekstual dan interdisipliner.”

Lebih lanjut, Dr. Salman menegaskan pentingnya melihat environmental theatre bukan sekadar pada sisi spasial dan partisipatif, tetapi juga sebagai ruang pertemuan wacana politik, identitas, dan ekologi. Ia mencontohkan bagaimana pertunjukan-pertunjukan kontemporer di Asia Tenggara memanfaatkan ruang-ruang publik dan komunitas sebagai medium resistensi terhadap krisis lingkungan dan sosial.

Paparan ini diakhiri dengan diskusi terbuka yang melibatkan para akademisi, praktisi seni, dan mahasiswa, yang merespons gagasan-gagasan Dr. Salman dengan antusias, terutama dalam kaitannya dengan penciptaan bentuk-bentuk baru dalam seni pertunjukan yang lebih kontekstual, inklusif, dan reflektif terhadap zaman.

Kegiatan visiting lecturer dan seminar ilmiah yang berlangsung di Gedung Kuliah 2.1 Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta dihadiri oleh para dosen Fakultas Seni Pertunjukan, seniman lokal Yogyakarta, mahasiswa, alumni dan umum. Dengan diadakannya acara visiting lecturer dan seminar ilmiah membuka kesempatan dan kerjasama antara ISI Yogyakarta dengan kampus luar negeri, dalam kasus ini adalah Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia. Sekaligus dapat memberikan gambaran pada para mahasiswa, dosen baru serta khalayak luas untuk senantiasa mengembangkan diri, kritis terhadap perkembangan media seni pertunjukan yang sudah melesat dalam postmodernisme***

Baca juga  Kuliah Umum Kerja  Sama ISI Yogyakarta Dengan Universitas Nasional Seoul 

Penulis: Nur Iswantara, Evi Putrianti

0Shares