Kerajinan Spanduk Warung (Letter) Bulutengger Membuka Lapangan Kerja serta Meminimalisir Urbanisasi

Lamongan. suaraglobal.tv
Pembuatan spanduk untuk pedagang kaki lima yang bergerak di bidang kuliner seperti soto, pecel lele, sea food yang berasal dari Desa Bulutengger Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan saat ini semakin menasional.

Pekerjaan yang awalnya pada era 1990 dirintis oleh Teguh Wahono yang beralamat di RT 3 RW 1 desa Bulutengger adalah metamorfosis dari hobi melukis naturalis dan beralih ke pembuatan spanduk yang dikenal dengan sebutan “Letter”.

Hal itu justru mengalami kemajuan pesat dan menarik perhatian pemuda desa untuk menggeluti pekerjaan tersebut.
Sehingga dari banyaknya perajin letter bisa membawa desa Bulutengger menjadi Desa Mandiri dan cukup mendapat perhatian dari Pemerintah setempat.

Imam Susilo Putra atau yang akrab dipanggil Ingga saat dihubungi suaraglobal.tv 11/06/2025 ditempat kerjanya yang berada di RT 04 RW 01 Desa Bulutengger Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan mengatakan bahwa dirinya menggeluti usaha seni Letter sejak dua tahun yang lalu. “Alhamdulillah dengan usaha ini (Pembuatan spanduk/red) teman-teman tidak ada yang melakukan urbanisasi dan langsung bisa menciptakan lapangan kerja sendiri” ujarnya.

Ketika ditanya bagaimana cara memesan spanduk di Kawasan Leter Bulutengger. Ingga menerangkan bahwa bisa melalui media sosial, WA dan bisa langsung ke tempat produksi. “Kalau datang langsung lebih enak bisa request  terkait penataannya, karena spanduk disini tidak menggunakan printer tapi dengan melukis menggunakan tangan” paparnya.

“Banyak spanduk hasil printer, akan tetapi kata pemilik warung masih senang dengan leter bikinan tangan (lukis) karena lebih cerah, lebih jelas dan itu merupakan ciri khas pedagang kuliner atau warung” pungkasnya.

Dari pantauan suaraglobal.tv bahwa si Desa Bulutengger ada sekitar tiga puluh perajin yang mayoritas masih muda, dengan karyanya yang tidak mau kalah dengan perajin leter dari daerah lain.

Kepala Desa Bulutengger H. Sumadi saat dihubungi menyampaikan bahwa pihaknya terus memperhatikan perajin letter melalui Bumdes dan diakui bahwa kreatifitas perajin leter merupakan aset dari sumber daya manusia yang sudah mumpuni secara autodidak.
“Mereka (Perajin letter) banyak mengalami kemajuan baik secara pribadi maupun organisasinya, semoga apa yang dilakukan bisa mengangkat Bulutengger secara luas” ucapnya.

“Ketika kami jalan-jalan keluar kota dan singgah di warung yang memakai produk letter Bulutengger, rata-rata mereka puasa dengan hasil karya perajin leter Bulutengger” pungkasnya.

ISP

0Shares