
Yogyakarta/ suaraglobal.tv
Pendapa di sebuah bangunan kuno yang termasuk cagar budaya di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pendapa dalem Pakuningratan, Jl. Sompilan No.12, Ngasem, Yogyakarta, malam itu
‘dirubung kunang – kunang’
Sekelompok perempuan komunitas sastra ‘Srikandhi Pendapa’ yang dimotori RA. Nikandaru Chaerina, Ketua Umum Yayasan GRK.ASDRAFI Yogyakarta, tampil membacakan puisi berjudul : “Kunang Kunang Berselendang Bianglala”, pada acara peluncuran buku antologi puisi karya penyair Gregorius Usanta.(7/7/2025)
Sesaat menjelang perform dimulai, lampu – lampu utama sengaja dimatikan untuk menciptakan suasana remang agar efek cahaya laser yang dimainkan para pembaca puisi, terkesan bagai pendar cahaya kerumunan kunang – kunang.
Sosok – sosok tubuh para pembaca puisi tak terlihat jelas wajah – wajahnya, namun setiap gerak tubuhnya tetap bisa terekam kamera.
Penampilan Srikandhi Pendapa ini di iringi musik secara live oleh Dr.Memet Chaerul Slamet yang juga menginterpretasikan puisi itu serta mengolahnya secara kreatif menjadi komposisi bunyi yang menyatu dengan jiwa puisi dan vocal para pembacanya yang disuarakan secara bersahutan dan kadang di bawakan secara koor.
Puisinya sebagai berikut :
“Kunang Kunang Berselendang Bianglala”
Kunang kunang beterbangan di padang ilalang,
menimang nimang tangan bayi dalam selendang
sang bintang meneguk wiski sambil berdendang
terbuai seruling malam dengan penari setengah telanjang.
Menina bobokan buah hatinya
menyematkan selendang bersujud
kepada maha kuasa semoga
esok kelak kenali negeri ibu bapa
Kunang kunang malam bergincu ungu
bergoyang berlenggok lenggok di peron stasiun
merobek robek kebaya kutu baru
merebut melemparkan sanggul ibu
Ca ca ca…ca ca ca…ca ca ca
bang jenang jabang bayi bang jenang jebang
mereka jumpalitan tak karuan
menjelma manusia dengan segala tipu daya
Ca ca ca…ca ca ca…ca ca ca
abang jarang pulang abang jarang pulang
bersorak sorai mengibarkan selendangnya
nuansa warna pantai merah hijau biru kuning jingga
kerlip kerlip kunang kunang diatas puing puing senja
terpancar berjajar di tiang tiang sepanjang jalan ibu kota
menyeringai tiga wajah wajah siap memangsa
saling mencaci memaki garang sama sama pasang kuda kuda
Melupakan jelata yang pucat pasi
suka menclok nemplok di gubug gubug reyot bantaran kali
terkulai lunglai melata di serambi pagi
mengais ngais sisa sisa lantaran kurang gizi
Kunang kunang ungu patah satu sayapnya
dibalut selendang bidadari yang dicari sang arjuna
lolong malam menyayat meronta yang tak tahu siapa bapaknya
terlahir dari kunang kunang yang terdengar bintang kejora
selalu saja malam merindukan bintang dan bulan
sejatinya kunang kunang ungu yang berkilauan berkedipan
kadang terpana terpesona kemilau sinar pantulan
cahaya matahari membius meniduri malam
Ooh.. dimanakah surga berada
barangkali di salah satu sayap kunang kunang yang patah
ooh… dimanakah neraka adanya
barangkali ada di salah satu kerling mata kunang kunang yang basah
Ca ca ca ..ca ca ca…ca ca ca
bang jenang jebang bang jenang jebang
abang jarang pulang abang jarang pulang
lautan manusia berarak arakan
bagai gerbong gerbong kereta meneriakkan
‘dimanakah surga dan neraka berada’
entah dari mana datangnya
tiba tiba terdengar suara dari atas menara rimba raya
Saudara saudara…barangkali surga dan neraka…
berada di seberang stasiun kota
mereka bersorak riang gembira bergumam dalam hatinya
sebentar lagi bisa berpesta dan berdansa tralala
Belum selangkah beranjak ke seberang
terdengar gemuruh petir menyambar hujan badai datang
mereka berhamburan lari tunggang langgang
ribuan kunang kunang hinggap di mahkota kembang
Sebelum senja hujanpun reda
ribuan kunang kunang terbang ke angkasa menjelma bianglala berselendang sutra berwarna merah jingga
kuning hijau biru ungu sebelum nila”
Greg Usanta
Yogyakarta 2025
Srikandhi Pendapa bergegas menghilang masuk sebuah ruang, bunyi musik masih terdengar sebelum akhirnya tenggelam oleh tepuk tangan penonton menggema. Lampu – lampu utama kembali menyala.
Tak terlihat lagi kunang kunang berseliweran di pendapa.
Liputan Tito Pangesthi Adji .