×

Gunung Kidul/ suaraglobal.tv

Omah Budaya Sigro Milir, Mengajak Anak-Anak Mengenali Alam Sekitar.

Belajar tidak harus duduk di bangku ruang kelas dalam gedung yang mewah dengan fasilitas pendidikan yang lengkap.

Ilmu dan pengetahuan, lebih – lebih pengalaman yang bermanfaat dan mengesankan, bisa didapatkan dari aktifitas di luar kelas. Beradaptasi dengan lingkungan, mendekatkan diri dengan alam akan menambah wawasan dan memperkaya pengalaman.

Cara belajar yang seperti itu, belakangan kembali di anggap perlu. Sehingga banyak bermunculan Sekolah Alam yaitu jenis sekolah yang menggunakan alam terbuka sebagai ruang belajar utama dengan konsep pendidikan berbasis alam.

Sekolah Alam demikian, biaya pendidikannya bisa jauh lebih mahal di bandingkan sekolah formal biasa.

Kemanfaatan tentang belajar di alam terbuka bagi siswa, terutama untuk tingkat setara pendidikan dasar, juga dirasakan dan diakui oleh para guru serta pengelola pendidikan formal. Sehingga pada beberapa sekolah formal, juga memberikan kesempatan bagi para siswanya untuk melaksanakan program outing cllass

secara berkala.

Kegiatan belajar di sebuah kebun, berada di bawah rindangnya pepohonan, dan di lingkungan kawasan pegunungan yang berserakan bebatuan pun bisa menjadi pengalaman berharga bagi anak – anak.

Hal itu yang dilakukan oleh Omah Budaya Sigro Milir pada Jumat, 11 Juli 2025 di kebon Sabuk, Cabean, Ngestiharjo, Tanjungsari, Gunungkidul.

Kegiatan tersebut diiniasi oleh B’Djo Ludiro bersama Suhari, sebagai upaya mengenalkan’ seni dan budaya sejak dini kepada anak-anak.

Baca juga  Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta Gelar Visiting Lecturer dan Seminar Hadirkan Dr. Salman Alfarisi UPSI Malaysia

B’Djo Ludiro, kreator pencetus dan pencipta sekaligus Dalang Wayang Mega pada suaraglobal.tv mengatakan :

“Kami mengajak anak -anak untuk mengenali alam sekitar, dengan sarana menggambar bersama di area kebun terbuka.

Dengan kegiatan ini kami harapkan agar anak – anak bisa melupakan gadged, setidaknya selama acara berlangsung”

Suhari seorang aktifis yang mengelola Pokdarwis Goa Bentar, yang perduli anak anak, menambahkan keterangan :

“Selain menggambar, anak -anak juga kami diajak mendengarkan dongeng ‘Wayang Mega’ untuk menguatkan rasa persaudaraan, kasih sayang, kejujuran dan kebersamaan.

Dua orang penggiat seni budaya yang menginisiasi kegiatan, saling melengkapi keterangannya pada suaraglobal.tv yang mewawancarainya.

“Nilai nilai tersebut saya sisipkan…saya selipkan diantara kisah yang diceritakan dalam dongeng, ” ujar Ki Dalang Wayang Mega, B’Djo Ludiro.

Anak -anak tampak ceria dan menyukai kegiatan itu. Dengan wajah sumringah dan hati riang gembira mengikuti kegiatan belajar di alam terbuka itu.

“Sebelum mengenali lingkungan yang lebih luas, di luar ruang kelas, memang sebaiknya mereka mengenali dahulu lingkungan sekitar, supaya menyadari keberadaannya, sehingga bisa berlatih menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

IMG-20250712-WA0011-169x300 Belajar Serta Mengasah Kreatifitas Tidak Harus Di Ruang Kelas

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, khususnya ketika anak-anak berada di luar lingkungan sekolah” papar Ki Dalang B’Djo Ludiro sebelum memainkan Wayang Mego karya ciptanya.

Belajar Serta Mengasah Kreatifitas Tidak Harus Di Ruang Kelas