
Bojonegoro ~ suaraglobal.tv
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta melalui Kelompok Riset Skema Penelitian Dasar-Fundamental menggelar pelatihan desain produk kriya dengan pendekatan eco-design berbasis eksplorasi material tanaman lokal serta pendekatan eco-design yg mempertimbangkan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan sekitar.
Acara ini berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025 di Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program riset bertajuk “Craft-Core: Integrasi Eco-Design Pada Produk Kriya Berbasis Eksplorasi Material Tanaman Lokal Sebagai Revitalisasi Pitutur Luhur Samin Surosentiko di Margomulyo Bojonegoro.” Melalui program ini, tim peneliti ISI Yogyakarta yang terdiri dari Dr. Sugeng Wardoyo, S.Sn., M.Sn., Drs. I Made Sukanadi, M.Hum. dan Tri Wulandari, S.Sn., M.A. berusaha untuk menginventarisasi potensi tanaman lokal sebagai sumber material kriya ramah lingkungan sekaligus merevitalisasi nilai-nilai pitutur luhur Samin yang lekat dengan masyarakat setempat.
Masyarakat Margomulyo khususnya perajin lokal diberikan pelatihan merancang produk kriya dengan konsep eco-design. Pelatihan meliputi pemanfaatan bahan dari tanaman sekitar, teknik pengolahan material, serta pendekatan desain yang mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Dr. Eli Irawati, S.Sn., M.A., Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ISI Yogyakarta, memaparkan ISI Yogyakarta akan terus mendorong sivitas akademikanya untuk melaksanakan program-program yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Program pelatihan ini menegaskan ISI Yogyakarta yang tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun masyarakat yang berdaya secara ekonomi, preservasi dan mengembangkan budaya masyarakat. Program ini sejalan dengan semangat Kampus Berdampak yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Heri Abi Burachman Hakim, Pranata Humas ISI Yogyakarta menjelaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi ajang dialog budaya untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap ajaran luhur Samin Surosentiko, yang menekankan kesederhanaan, kejujuran, dan harmoni dengan alam. Dari program ini, diharapkan muncul produk kriya inovatif yang tidak hanya memiliki nilai estetis dan ekonomi, tetapi juga membawa pesan kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan, serta memperkuat identitas budaya Margomulyo sebagai salah satu pusat komunitas Samin.
Pelatihan ini diharapkan Margomulyo tidak sekadar jadi saksi hidup warisan nilai Samin, tetapi juga tumbuh berkembang sebagai sentra kriya berbasis eco-design yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global, membawa pesan: dari kearifan lokal untuk masa depan bumi yang lestari, produktif dan sejahtera.
(Penulis Nur Iswantara).