×

Kulon Progo/suaraglobal.tv

Dinamika dunia pendidikan di Indonesia seharusnya selalu menjadi prioritas, namun masih meninggalkan ruang yang termarjinalkan
Sehingga kehadiran
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi alternatif pendidikan yang memberikan wadah dalam jalur non-formal, serta solusi bagi pelajar yang putus sekolah.

R.W. Sarwanto Hadi B.A perintis PKBM Ngudi Ilmu, yang beralamat di Gunung Pentul, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo yang masih eksis sejak 24 Februari tahun 2000 hingga sekarang ini, mengatakan :

“Selama ini PKBM menjadi jawaban untuk mereka yang tidak bisa mengakses pendidikan formal karena berbagai kendala.

PKBM Ngudi Ilmu memiliki Visi yang selalu menjadi pedoman untuk menjalankan setiap kegiatan pendidikan guna meningkatkan taraf keilmuan setiap masyarakat.

Adapun Visinya :
mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berakhlak mulia, berdaya saing, berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa”

Misi termaksud adalah :

• Memberikan pembelajaran yang cerdas dan kontekstual,
•Mengembangkan potensi peserta didik,
•Memberikan keterampilan dan kecakapan hidup,
•Menanamkan ketaatan pada norma dan aturan yang berlaku,
•Menumbuhkan kesadaran berbudi pekerti luhur, meluhurkan kebudayaan Bangsa Indonesia.

R.W. Sarwanto Hadi B.A adalah perintis wadah pembelajaran non formal ini.
Inisiatif itu tumbuh atas kehendak sendiri untuk memberikan ruang belajar bagi masyarakat yang putus sekolah. Harapannya melalui PKBM. Ngudi Ilmu yang dirintisnya itu, para pelajar yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan melalui jalur non formal, sehingga bisa mendapatkan ijazah setara dengan SD, SMP, atau SMA.

Baca juga  Institut Seni Indonesia Yogyakarta Pelatihan Desain Kriya Berbasis Eco-Design di Margomulyo Bojonegoro

Melalui pendekatan yang bermasyarakat, inklusif dan fleksibel, Ngudi Ilmu telah menjadi jembatan perubahan bagi para pekerja, orang tua, dan mereka yang putus sekolah untuk menata ulang masa depan melalui pendidikan.

Profil Perintis PKBM Ngudi Ilmu :

Latar belakang pendidikan Sarwanto diawali dari Sekolah Rakyat (SR). Kemudian melanjutkan pendidikan Agama Islam hingga pernah mengajar di Madrasah Muhammadiyah Sidoharjo.

“Tinggalah sejarah untuk dirimu sendiri,” kalimat itu yang mendasarinya untuk membangun PKBM Ngudi Ilmu.

~ “Ruang yang sekarang ini jadi ruang belajar PKBM NGUDI ILMU, pernah menjadi Madrasah Rendah Wajib Belajar (1965), Sekolah Keputrian atau Sekolah Kemasyarakatan (1959), serta menjadi proklamir Pemberantasan Buta Huruf pada tahun 1965 di Gunung Pentul sini “, paparnya mengenangkan proses perjuangannya dalam turut mengembangkan dunia pendidikan di Kulon Progo.

~ “Mulai dari awal berdirinya, PKBM Ngudi Ilmu sudah mencatat sekitar 500 orang menjadi warga belajar. Baik dari Kulon Progo hingga luar daerah, seperti Purwakarta Jawa Barat.

Dari jumlah tersebut, rata-rata ada 40 warga belajar yang mendaftar setiap tahun pelajaran. Kemudian, juga telah tercatat 5 orang melanjutkan ke jenjang Universitas dan 2 orang telah mendapat gelar sarjana”, paparnya.

Sarwanto juga menyampaikan bahwa eksistensi PKBM Ngudi Ilmu yang telah menjadi lembaga pendidikan informal sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan fakta bahwa hampir seluruh warga belajar telah memiliki pekerjaan.

Baca juga  Kosbatik Balai Budaya Melayu Yogyakarta Peluncuran Buku Pergelaran Seni

Selain itu, kendala umur juga tidak menjadi masalah, bahkan ada warga belajar yang berusia 50 tahun. Maka dapat dikatakan bahwa mencari ilmu tidak memiliki halangan apapun, termasuk usia.

Kesaksian warga belajar :

Salah seorang warga belajar yang kerap dipanggil ‘Koko’, menuturkan :

~ “Disini kami tentu menuntut ilmu yang menjadi utama, kemudian juga mengembangkan bakat serta mengejar ketertinggalan karena ada masalah di masa lalu.”

Ditambahkan pula :

~ “Kami warga belajar di Ngudi Ilmu, merasa bersyukur adanya ruang belajar yang mampu menampung ketertinggalan kami. Kebanyakan dari warga belajar putus sekolah dikarenakan persoalan biaya, juga terdapat permasalahan sosial di masa lalu.
Dan PKBM ini bisa menjadi wadah bagi kami untuk kembali belajar. Sampai mendapatkan ijazah, untuk menata masa depan”

suaraglobal.tvjuga mewawancarai salah satu warga PKBM NGUDI ILMU yang kini telah lulus, Astrid, mengatakan :

~ “Setelah lulus dari PKBM ini saya menjadi lebih percaya diri untuk berada di sosial masyarakat dan mampu meneruskan jenjang pendidikan S1. Sekarang saya kuliah di jurusan sosiologi dan masih mengejar mimpi dengan lebih percaya diri.”
Begitu kesaksiannya.

Perihal yang telah disampaikan tersebut tentu saja membuktikan bahwa PKBM Ngudi Ilmu, Gunung Pentul Kulon Progo telah memberikan banyak manfaat untuk masyarakat yang masih memiliki keinginan untuk belajar.

Pada liputan ini suaraglobal.tv juga mewawancarai Ketua Pengelola PKBM Ngudi Ilmu, Rotua Niana Siska S.
Kepala Sekolah PKBM Ngudi Ilmu itu mengatakan :

Baca juga  Prof. Dr. Suminto A. Sayuti Tunjukkan Jalan Budaya Akademi Komunitas Negeri Seni Budaya Yogyakarta

~ “Sesuai dengan tujuan utama terbentuknya, kamu selalu berusaha meningkatkan akses pendidikan untuk masyarakat agar menambah rasa percaya diri, khususnya bagi warga yang tidak mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di sekolah formal.
Harapan kami, PKBM Ngudi Ilmu lebih dikenal oleh masyarakat. Penambahan fasilitas belajar juga diharap lebih memadai untuk menunjang minat dan bakat dari warga belajar. Dengan begitu ajan semakin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan kesempatan menuntut ilmu, serta memiliki kesempatan yang sempat tertinggal di masa lalu. Sehingga tujuan mencerdaskan setiap ruang masyarakat bisa tercapai”, pungkasnya.

Latif Prakoso,

PKBM NGUDI ILMU Alternatif Pendidikan Non Formal